// Unknown
// On-Kamis, 06 Desember 2012
Puputan
Margarana 20 November 1946
Perang Puputan Margarana di Bali
diawali dari keinginan Belanda mendirikan Negara Indonesia Timur (NIT). Letkol
I Gusti Ngurah Rai, Komandan Resimen Nusa Tenggara, berusaha menggagalkan
pembentukan NIT dengan mengadakan serangan ke tangsi NICA di Tabanan tanggal 18
Desember 1946. Konsolidasi dan pemusatan pasukan Ngurah Rai (yang dikenal
dengan nama pasukan Ciung Wanara) ditempatkan di Desa Adeng Kecamatan Marga.
Belanda menjadi gempar dan berusaha mencari pusat kedudukan pasukan Ciung
Wanara. Pada tanggal 20 November 1946 dengan kekuatan besar Belanda melancarkan serangan dari udara terhadap kedudukan Ngurah Rai di desa Marga.
Wanara. Pada tanggal 20 November 1946 dengan kekuatan besar Belanda melancarkan serangan dari udara terhadap kedudukan Ngurah Rai di desa Marga.
Dalam keadaan kritis, Letkol I Gusti
Ngurah Rai mengeluarkan perintah “Puputan” yang berarti bertempur sampai
habis-habisan (fight to the end). Letkol I Gusti Ngurah Rai gugur beserta
seluruh anggota pasukan dalam pertempuran tersebut. Jenazahnya dimakamkan di
desa Marga. Pertempuran tersebut terkenal dengan nama Puputan Margarana.
Gugurnya Letkol I Gusti Ngurah Rai telah melicinkan jalan bagi usaha Belanda
untuk membentuk Negara Indonesia Timur.
JELI Jendela Info
Untuk mengenang jasa Letkol I Gusti Ngurah Rai, maka nama I Gusti Ngurah Rai diabadikan menjadi sebuah nama bandara di Denpasar, Bali. Nama Bandara tersebut adalah bandara “Ngurah Rai”. Di samping itu juga dianugerahi sebagai Pahlawan Anumerta.
Untuk mengenang jasa Letkol I Gusti Ngurah Rai, maka nama I Gusti Ngurah Rai diabadikan menjadi sebuah nama bandara di Denpasar, Bali. Nama Bandara tersebut adalah bandara “Ngurah Rai”. Di samping itu juga dianugerahi sebagai Pahlawan Anumerta.
(Sumber : crayonpedia.org)